Thursday, June 2, 2016

Meriam Puntung Istana Maimun.


Kamis   2 januari 2016 Dua hari sudah saya di kota Medan ini, kota yang sudah beberapa kali saya kunjungi dalam rangka berbagi ilmu kepada teman sejawatku. tepat pukul 09.30 selesai juga tugasku hari ini, ada waktu 3 jam kedepan yang kosong, tak mau kehilangan momen ini sayapun mengajak rekan saya Muhaji untuk menyusuri Kota medan, dengan bermodal motor pinjaman dari panitia kamipun berangkat, tujuan utama kali ini adalah Istana Maimun dan Musium Tjong A Fie.setelah di beri beberapa petunjuk jalan oleh panitia kamipun segera meluncur ke tempat tujuan. 


perjalanan menuju Istana Maimun dari Stikes Elisabert tak begitu sulit, kemacetan yang tak berarti sempat menghalangi laju kami, tetapi ahirnya sampai jua kami di sebuah jalan Brigjen Katamso kelurahan Aur dimana Istana Maimun berada. setelah membayar parkir sebesar Rp. 2.000 kamipun segera memasuki area istana. Istana dengan Luas sekitar 2772 meter dengan halaman yang luasnya 4 hektar, bangunan bertingkat dua yang di topang oleh kayu dan batu, serta di dominasi oleh warna kuning emas ini tampak anggun di tengah - tengah kota Medan. 


Kamipun memandang puas keindahan Istana dari halaman sebelum masuk kedalam Istana. memasuki Istana Maimun pengunjung di wajibkan membuka alas kaki dan di tempatkan di tempat yang sudah di sediakan. untuk dapat memasuki istana maimun pengunjung di kenakan retribusi sebesar Rp. 5000. dengan berbekal tiket tersebut kamipun melenggang masuk ke dalam istana. ramai juga pengunjung di pagi ini. beberapa siswa siswi asik mempelajari sejarah kerajaan di istana ini. 


Istana maimun di kenal juga dengan sebutan Istana putri hijau dan merupakan Istana kebesaran Kerajaan Deli. pembangunan istana selesai pada tanggal 25 Agustus 1888M di masa sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah. sultan makmun merupakan putra sulung dari Sultan Mahmud Perkasa Alam pendiri kota Medan.

 

Kamipun segera menyusri sudut demi sudut Istana ini. ada beberapa koleksi foto maupun lukisan yang terpampang di dalam istana ini. beberapa senjata dan perabotan belanda kuno menjadi koleksi yang dapat di nikmati di sust-sudut istana. di dalam istana terdapat penyewaan pakaian adat yanng dapat di gunakan pengunjung untuk mengabadikan momen di istana maimun ini.


Setelah puas menikmati pesona di dalam istana maimun kamipun menuju pelataran istana, di sebelah kanan istan terdapat sebuah bangunan kecil yang di dalamnya terdapat sebuah meriam. yang di kenal dengan Meriam Puntung. untuk memasuki bangunan tersebut kamipun membayar Rp. 3000/orang. kamipun penasaran untuk memasuki bangunan tersebut. bangunan yang tak begitu luas di dalamnya terdapat sebuah meriam dengan di hiasi beberapa aksesoris.


Kisah Mariam Puntung ini mempunyai kaitan dengan cerita Putri Hijau, di kisahkan di kerajaan timur rayahi duplah seorang putri yang cantik jelita yang bernama Putri Hijau. ia di sebut demikian karena tubuhnya memancarkan warna hijau. suatu ketika ia di pinang oleh raja aceh. namun pinangan tersebut di tolak oleh kedua saudaranya Mambang yasid dan mambang khayali. Raja Aceh pun marah dan menyerang kerajaan Timur Raya dan berhasil mengalahkanya. saat tentara aceh hendak memasuki istana yang bertujuan untuk menculik Putri Hijau mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam yang terus menembakan peluru ke arah pasukan Aceh secara membabi buta tanpa henti. karena terus menerus menembakan peluru meriam ini pun terpecah menjadi dua. bagian depan di temukan di daerah surbakti serta bagian belakang terlempar ke labuhan Deli. kemudian di pindahkan di halaman Istana Maimun.


Ada keunikan tersendiri di mariam Puntung ini, lubang yang terdapat di pangkal mariam dapat terdengar suara gemuruh yang tak pernah berhenti. sayapun mencoba mendengarkan dengan seksama suara tersebut.
setelah puas menyusuri sudut demi sudut Istana Maimun kamipun melanjutkan perjalanan kearah Musium Tjong A Fie.







No comments:

Post a Comment