Monday, March 30, 2015

Kabut Tebal Iringi Perjalanku di Gunung Papandayan, Akupun TERSESAT.


27 maret 2015 tepat pukul 10.00 WIB, kami arahkan langkah ke Papandayan, jarak antara Papandayan dengan tasik tidaklah dekat, Butuh waktu hampir 5 jam untuk mencapai ke sana.setelah menyusuri jalanan dengan pemandangan yang luar biasa di kota garut ahirnya sampai juga saya di pintu gunung Papandayan. Pukul 15.00 WIB sampailah kami ( saya, Robi, islah dan ipul ) di kaki papandayan, sampai  di parkiran hujan tanpa permisi datang dengan lebatnya, kamipun terpaksa diam di dalam mobil menunggu hujan reda. 


5 menit berselang hujan mulai melunak, sahabat saya robi menuju tempat pendaftaran dan kami pun mulai berkemas. Saat hujan reda kami mulai melakukan perjalanan ke puncak papandayan yang tentunya di mulai dengan berdoa agar Allah melindungi perjalanan kali ini. Gunung papandayan merupakan salah satu gunung berapi di kabupaten Garut. Gunung dengan ketinggian 2622 mdpl ini bertipe stratovolcano, saat belum meletus mempunyai empat buah komplek kawah besar. tetapi setelah meletus komplek kawah ini berubah menjadi area kawah yang cukup besar dan dapat terlihat dari kejauhan. 


Walau hujan sudah reda kabut tebal menyelimuti bumi papandayan, Kami mulai menyusuru jalan bebatuan, dulu katanya jalan ini beraspal tapi kini sudah  rusak, kanan kiri jalan terdapat pepohonan, 10 menit berjalan kami mulai mencium bau belerang, kami pun berada tepat di kanan kawah yang menambah kabut semakin tebal. jarak pandang kami tak lebih dari 10 meter. selama perjalanan saya banyak bertemu dengan pendaki lain, baik yang mau pulang atau yang akan menuju puncak papandayan.

Batas bukit yang seharusnya sebagai patokan saat pendakian tertutup kabut, kamipun tetap melangkah walau kabut tebal menghadang. kamipun berjalan tanpa patokan, makin lama kabut makin tebal. saya yang baru pertama kali menginjakan kaki di papandayan terus mengikuti langkah di depanku. jalan yang kami lewati semakin menanjak, sampai lah kami di tiang pemancar, robi sang gaet  mengatakan  : dia sebelumnya tidak pernah melawati jalan ini. kamipun beristirahat di situ.


Setelah meluruskan kaki dan meneguk beberapa cc air kami lanjutkan perjalanan, kabut seolah menemani perjalanku kali ini, tebal dan menghadang pandanganku, kami jalan tak tau arah asal ada jalan di situ pula kami melangkah, sampai juga kami di suatu puncak bukit, di depan kami cukup curam dan tak mungkin kami lanjutkan, di sini kami bertemu dengan pendaki yang berasal dari bandung. merekapun sama seperti kami kesulitan mencari jalan karena terhalang kabut.kamipun beristirahat di bukit tersebut.



Kami sempat menanyakan arah kepada pendaki dari bandung, Dia pun memberikan arahan kepada kami, Karena tidak mau kemalaman sampai di pondok salado ahirnya perjalana kamipun di lanjutkan. kabut tebal tak mau lepas dari pandangan kami, kami terus melangkah kedepan, kamipun sampai di tempat semula di tiang pemancar. kami mencari jalan lain dan terus berjalan. hampir 30 menit kami berputar-putar di sini, dan berahir di tiang pemancar ini.


Tak tau mengapa kami ke arah bukit yang ada para pendaki bandung tadi, di sinipun kami beristirahat, lelah dan kebingungan ada di hati ini, saya terus berdoa agar sesuatu yang tak di nginkan tidak terjadi, kami akui perlengkapan yang kami bawa minim, tak ada peta tak adapula  kompas sebagai penunjuk arah.lama beristirahat ahirnya kami memutuskan untuk kembali ke tempat awal saat kami mendaki, dan memulai pendakian dari awal.


1 jam sudah berlalu di sini, kami hanya berputar putar, 3 kali kami di jalan yang sama dan tempat yang sama.entah muksizat dari mana kami mendengar suara deru motor, dan itu menjadi petunjuk di perjalana kami, kami  mendekati suara tersebut, makin lama makin dekat, tetapi kemudian menghilang, kamipun berteriak sekencang-kencangnya, dan ada suara yang membalas teriakan kami. kamipun mendekati suara tersebut, kami terus berteriak, dan nampaklah dari kejauhan 4 orang pendaki, kamipun berjalan cepat dan berucap sukur allhamdulillah,



Senang Rasanya bertemu dengan pendaki lain, 4 orang pendaki yang berpakaian hitam-hitam, setelah bertemu mereka kabut mulai menipis, dan jalananpun mulai terlihat,Bukit tadi yang kami kelilingi dari bawah sini tampak terlihat jelas, dan rupanya pendaki dari bandung masih di sana.



Dengan mengucapkan bismillah, perjalan kami lanjutkan ke bukit salado bersama ke empat pendaki yang berasal dari garut ini
Terima kasih buat sobat pendaki garut.
berlanjut ke http://jalantraveller.blogspot.com/2015/04/antara-serangan-babi-hutan-hipotermy.html

Sunday, March 29, 2015

Situs Megalitikum Gunung Padang Terbesar di Asia Tenggara


26 maret 2015 Ahirnya ku langkahkan juga kakiku di sebuah situs Gunung Padang yang sudah lama saya rencanakan, situs ini Berada 20 km dari persimpangan kota warungkondang. di jalan antara kabupaten cianjur-sukabumi. Tepatnya di Desa Karyamukti Kec. Cempaka kabupaten Cianjur. Situs ini merupakan situs prasejarah peninggalan megalitikum jawa barat. 


Perjalanan panjang kami lewati untuk menuju gunung padang ini, Jalanan masuk ke gunung padang cukup sempit sehingga kami harus berhenti ketiga berpapasan dengan kendaraan  lain. pemandangan hamparan sawah dan perbukitan yang indah  seolah menjadi ucapan selamat datang untuk kami. hampir 3 jam dari puncak bogor ahirnya kami sampai di Gerbang utama gunung padang,


5 menit dari gerbang utama, kami memasuki parkiran situs Gunung padang. saya beserta Romi, Islah,Rubi,Robi dan Asep beserta mas fitrah beranjak dari parkiran menuju tempat pembelian tiket situs ini. 



Setelah mengantongi 7 tiket kamipun menuju situs megalitikum, Tepat Di depan pintu masuk situs ini terdapat sebuah sumur yang berdinding batu-batu besar. entah apa arti dari sumur ini, mungkinkah untuk bersuci sebelum mencapai puncak gunung padang? Entahlah.. 


Untuk mencapai puncak gunung padang kami harus menaiki undakan yang terbuat dari batu batu besar, di kanan kiri undakan ini terdapat besi yang dapat membantu saat naik ke atas. bagi yang tak biasa menaiki satu demi satu undakan ini cukup membuat lelah dan pegal.

 

Ahirnya sampai juga kami di undakan terahir, waw.. ini kah yang di sebut situs megalitikum gunung padang, bebatuan besar yang tertata rapih membentuk suatu ruangan di ke tinggian 885 mdpl, Luas komplek bangunan kurang lebih 900 m2, dengan luas area situs ini sekitar 3 ha, menjadikan komplek punden berundak terbesar di Asia Tenggara, sungguh luar biasa, saya merasa bangga indonesia mempunya situs gunung padang ini.


Melangkah lebih dalam saya menjumpai seorang bapa yang sedang membersihkan area ini, sandi nama bapa tersebut, dia menjelaskan situs ini merupakan tempat yang telah di keramatkan oleh penduduk sekitar, situs ini merupakan tempat Prabu Siliwangi sebagai Raja Sunda dan sebagai tampat masyarakat untuk melakukan pemujaan. Mas Sandi  menjelaskan di situs ini terdapat keistimewaan dengan angka 5, situs ini terdiri dari 5 teras, di kelilingi oleh 5 gunung, situs ini menghadap ke gunung gede, dan hampir 80% bebatuan  yang ada berbentuk persegi Lima. situs ini berbentuk Punden berundak ujarnya.

 

Di teras pertama terdapat suatu ruangan yang cukup besar, ada semacam batu yang lebar dan merupakan tempat untuk meletakan sesajian, pintu masuk dan pintu keluar di teras tersebut berbeda, keluar dari ruangan terdapat dua batu yang terletak melintang, menurut mas sandi ini merupakan alat musik yang di gunakan, pengunjung di larang memukul dengan menggunakan batu, cukup dengan tangan saja maka akan mengeluarkan suara.


Kamipun menuju teras ke 2, di teras inilah saya dapat menikmati suguhan  alam sekitar, deretan pegenungan gede yang menambah keindahan situs ini, melihat ke bawah saya menikmati keindahanan situs megalituikum ini., di teras ini juga terdapat batu yang berdiri tegak membentuk suatu ruangan.


Langkah kami lanjutkan ke teras ke tiga, di sini terdapat ruangan yang dapat di gunakan untuk tidur, bebatuan besar membentuk semaacam kamar yang tertata rapi. kamipun mencobanya dengan merebahkan diri.
Pembatas antar teras terdapat dua batu yang berjejer layaknya pintu masuk. memasuki teras ke empat kami dapat menikmati pemandangan perbukitan yang berjejer dari sebelah kanan situs. bukit dengan jurang yang curam membuat situs ini semakin luar biasa.



Sampai juga ahirnya di teras ke lima, di teras ini sama halnya teras ke lima, bebatuan besar membentuk ruangan yang luas, di luar teras terdapat semacam panggung, bagi pengunjung yang tidak membawa bekal bisa minum atau makan di sini.



Dengan senyum bahagia, kami merasa puas dengan keindahan yang di suguhkan oleh situs megalitikum ini, sungguh luar biasa, ada beberapa larangan di situs ini yang harus di hindari oleh pengunjung dan harus di patuhi di antaranya di larang mencoret-coret situs ini, tidak di perbolehkan berdiri di bebatuan dan tidak di perkenankn melewati batas yang ada.


Setelah melewati kelima situs ahirnya kami memutuskan untuk turun, dari situs ini, tangga turun berbeda dengan yang di gunakan saat menaiki situs. lebih datar dan terbentuk dari batu. selama menuruni tangga kami berjumpa dengan wisatawan asing dari belanda.


Ahirnya tepat pukul 17.30 kami sampai di parkiran, Pendakian di situs megalitikum gunung padang akan selalu menjadi kenangan yang tak terlupakan, tetap lestarikan keindahan dan keutuhan situs ini, agar anak cucu kit dapat menikmati keajaiban Allah SAW yang sangat luar biasa  


Saturday, March 28, 2015

Puncak bogor


26 maret 2015 Tepat pukul 10.00 Rodapun bergulir ke arah cawang untuk menjemput rekan kami Romi yang sudah lama menunggu, walau jadual pemberangkatan terbilang molor karena ada sesuatu hal, tetapi personil kita sudah lengkap terkecuali juned yang sedang sakit. Tujuan kami sebenarnya ke kota tasik untuk mengunjungi pernikahan sahabat kami ( Tatang ). Tetapi sebagai penikmat keindahan Alam waktu yang luang tak pernah kami sia-siakan,kamipun memiliki rencana lain untuk menikmati alam indonesia yang indah ini.

Hampir 3 jam mobil melaju dari arah jakarta ahirnya kami memasuki kawasan Puncak Bogor.  walau hari ini bukan weekend tetapi macet merupakan bumbu menuju puncak, udara yang segar dan sejuk mulai kami rasakan memasuki kawasan Puncak, Menyusuri jalanan puncak kami dapat menikmati hamparan kebun teh yang menghijau di tambah lagi dengan deretan pegunungan yang menambah keindahan panorama puncak. Banyak tempat wisata yang menarik yang dapat saya lihat selama menyusuri jalanan puncak ini, Diantaranya Taman safari, taman Matahari, Pegunungan teh Gunung Mas dan Gantole ( Paralayang ) dan terdapat Sebuah masjid yang indah dengan arsitektur yang khas dan sederhana yaitu Masjid Atta'awun. 



Kami ( Andi,Romi,Islah, Robi, Rubi dan asep ) Memutuskan untuk singgah di masjid ini untuk menunaikan sholat, Masjid ini  memasuki area parkiran kami langsung menuju ke arah masjid untuk menunaikan sholat, sebuah masjid yang terletak di tepat di jalur Puncak - Cipanas se akan tak pernah sepi dari pengunjung,Masjid ini di bangun pada tahun 1997 dan di kelola oleh  yayasan Dharma Bhakti dan di resmikan oleh R. Nuriana selaku Gubernur pada tahun 1999.



Menuju masjid kami harus menaiki anak tangga, di sini banyak terdapat penjual baik mainan anak-anak maupun makanan ringan yang lainya. Setelah menaiki anak tangga kami menitipkan sepatu dan memasuki masjid sebelumnya kami harus membasuh kaki terlebih dahulu. 


Arsitektur mesjid ini tampak unik, dinding masjid ini di dominas oleh kaca tembus pandang, di belakang masjid ada tempat paforit pengunjung, untuk sekedar foto atau selfie  yaitu semacam curug buatan, yang berbentuk seperti undakan. 

 

Selesai melakukan sholat kami duduk-duduk untuk menikmati hamparan kebun teh yang menghijau hingga ke bukit  dan langit yang membiru membuat betah kami di sini.


Puas dengan panorama yang ada dari atas masjid Atta'waun  kamipun memutuskan untuk makan di sekitar masjid dan tepat pukul 13.00 perjalanan kami berlanjut ke Gunung Padang di daerah Cianjur.

Sunday, March 22, 2015

Singgah Di Sanggar Pawelingan Nyatnyono Ungaran


Selesai melakukan sholat subuh saya keluar dari tempat penginapan yang berada di daerah Nyatnyono, Pukul 05.30 saya melangkahkan kaki menyusuri jalan yang sepi dan udara yang segarpun menyapa di pagi buta ini. saya menuju ke arah gunung yang menjulang di depanku, entah gunung apa namanya, mungkin itukah gunung ungaran???



Sepanjang jalan saya hanya menemui beberapa orang yang sedang melakukan olah raga pagi. 5 menit berjalan saya melewati sebuah kolam renang yang terdapat di sebuah villa. kolam  ini masih tutup pada jam segini. beberapa menit kemudian sayapun memasuki desa Blanten. di pertigaa ini ada penunjuk arah. saya tertarik mengambil ke arah kiri untuk menuju Lembah kemenangan.


Sayapun ke arah kanan dari pertigaan tersebut, Jika ke kanan bawah menuju Obyek Wisata Kolam renang Tirto Argo Siwarak, tetapi saya lebih tertarik untuk menuju ke arah atas Yaitu ke lembah kemenangan, saya tidak mengetahui tempat apa itu.Setelah berjalan ke atas saya dapat menikmati sunset dari atas, matahari yang berlahan muncul dapat saya nikmati dari jalan ini.


setelah 5 menit saya berhenti dan menikmati indahnya sunset, perjalanapun saya lanjutkan, sambil berlari kecil dan menikmati sejuknya udara saya melewati sebuah pintu gerbang  dan terdapat seorang bapa yang sedang membersihkan jalanan di gerbang tersebut, sayapun bertanya kepada bapa tersebut mengenai lembah kemenangan. menurut bapa lembah kemenangan merupakan tempat ibadah umat kristiani. dan berjarak sekitar 500 meter, sayapun melanjutkan perjalanan.sambil menikmati keindahan alam sekitar.


Setelah melewati jalanan yang menajkan dan amat sepi, saya menjumpai sebuah rumah, saya pun melanjukan perjalanan, saya terkejut ketika ada 2 ekor anjing yang menggonggong dari rumah tersebut, saya putuskan untu kembali. Setelah berlari dan mengatur nafas sayapun bertemu kembali dengan penjaga yang tadi, rupanya bapa ini merupakan penjaga sebuah sanggar, Sanggar Pawelingan namanya. setelah berbincang dan minta ijin sayapun memasuki sanggar tersebut. 



Sanggar Ini tampat terawat rapi ada sebuah anak tangga besar untuk menuju pendopo. Di samping kanan kiri anak tangga ini terdapat patung seekor ular yang di depanya terdapat pernak pernik mirip dengan sesajen, di depan sesajen itu tertuliskan sebuah nama. 


Dengan menaiki anak sayapun memasuki sanggar tersebut.  saya di sambut oleh tiga buah patung kera, ketiga kera ini berbeda, yang satu menutup mata, menutup telinga dan yang satu menutup hidung, entah apa maksud dari patung kera tersebut. ada sebuah kolam di depan patung kera, dan terdapat lukisan yang biasa di mainkan dalang saat memaenkan wayang. Yang di bawahnya bertuliskan huruf jawa. 

Di sebelah kanan dan kiri terdapat anak tangga yang lebih kecil, sayapun mulai menaikinya. Setelah sampai saya melihat sebuah kolam yang di tengahnya terdapat sebuah patung mirip arca.



Di sebelah kanan kolam tersebut terdapat patung yang bertuliskan eyang semar tunggul jati.patung tersebut berada di sebuah ruangan yang mirip gua



sebelum ke pendopo terdapat ruangan yang bersih dan tertata rapih kesanku, di sebelah kanan ada 2 ekor ular naga. 

Untuk naik ke pendopo ada anak tangga kecil yang harus aku lewati, sampai di ruang pendopo juga. Ada ruangan yang terbuka dab di sekat oleh rantai segi empat, yang di depanya terdapat pernak pernik untuk kegiatan. 

Masuk lebih dalam terdat dua buah foto, menurut penjagafoto ini merupakan pemilik dari sanggar, di samping  kanan terdapat sebuah meja yang terbuat dari kayu dan menyerupai bentuk binatang. Dan di situ juga terdapat sebuah kendi yang betisi dupa. 


Ada tulisan dari bahasa jawa, yang aku tak tau artinya. Selesai saya menyusuri ruang pendopo ini saya merasa tertarik ke ruang sebela. Di luar ruangan terdapat 2 buah makam yang berukuran besar, menurut keterangan dari penjaga, ini merupakan makam pemilik pendopo ini.


Berada di makam sendirian membuat aku merinding,sayapun memutuskan untuk beranjak dari pendopo ini. Saat keluad dari sanggar saya masih bertemu bapa penunggu sanggar, Menurutnya tempat ini ramai Jika malam Jumat kliwon dan bila hari-hari tertentu saja, Ahirnya sayapun mengucapkan terimakasih dan meminta ijin untuk pulang.

Ketika saya berjalan ke arah penginapan, saya masih menjumpai langit yang begitu indah..