23 februari 2015 Tepat pukul 17.00 wib kami
meninggalkan probolinggo menuju banyuwangi. Perjalanan ke sana memakan waktu
hampir 6 jam, kamipun manfaatkan untuk tidur, karena saya duduk di samping pa
juari sang supir saya susah sekali terlelap, hujan deras mengguyur sepanjang
perjalanan dan menghantui pikiran saya, apakah di ijen juga hujan seperti ini??
Lama berjalan Elf memasuki jalanan yang sangat sepi, jalanan yang gelap kanan kiri seperti hutan dan hanya elf ini yang melewati jalanan tersebut, beruntung hujan tak lagi mengguyur.tepat pukul 22.55 wib elfpun memasuki kawasan paltuding.
Lama berjalan Elf memasuki jalanan yang sangat sepi, jalanan yang gelap kanan kiri seperti hutan dan hanya elf ini yang melewati jalanan tersebut, beruntung hujan tak lagi mengguyur.tepat pukul 22.55 wib elfpun memasuki kawasan paltuding.
Di paltuding sudah ada beberapa
mobil yang parkir, Sepi sunyi dan gelap suasana di sini. dengan menggunkan
senter saya berjalan ke arah toilet, saya menjumpai sepanduk yang tertuliskan
penanjakan ke Ijen di tutup sementara, karena adanya gas beracun dari kawah
ijen. Sayapun mulai resah, saya
menanyakan ke mas David dari Go Bromo, Ijen di buka nanti pukul 03.00, saya pun
sedikit lega.
Mas David menyediakan tempat buat
kami istirahat, tepat di depan parkiran tempat tersebut, tempat nya seperti
aula. Kitapun di persilahkan tidur terlebih dahulu dan nanti akan di bangunkan
jam 01.00. dengan menggunakan Sleeping bag Dan beralaskan karpet kamipun mulai
terlelap.
Tepat pukul 02.00 kami di
bangunkan, dingin mulai menusuk raga ini. Kami berjalan kearah warung untuk
mengisi perut yang kosong.
Setelah makan pukul 02.45 kami kearah pintu penanjakan kawah ijen. Di situ sudah banyak yang berkumpul baik wisatawan domestic maupun wisatawan asing. Kami di damping oleh guide pak aswan namanya, pak aswan yang akan membawa kita kearah kawah ijen dan menikmati Bluefire dan mas David yang di belakang sebagai tim penyapu barang kali ada teman kami yang tidak kuat menanjak.mas David Berkata Alamlah yang menyeleksi siapa yang akan mencapai Bluefire.saya bersemangat mencapai kawah dan pasti bisa.
Tepat Pukul 03.00 pintu pun
dibuka, kami sebagai kelompok pertama yang memasuki area ini, di susul dengan
kelompok lain. dengan menggunakan senter kami mulai menyusuri jalanan tanah
yang cukup lebar. Jalanan yang awalnya rata mulai menanjak, kami masih
bersemangat, canda gurau menjadi bumbu dalam perjalanan. Ada beberapa pos yang
harus kami lewati, di pos satu kami masih lengkap 12 orang.
Setelah makan pukul 02.45 kami kearah pintu penanjakan kawah ijen. Di situ sudah banyak yang berkumpul baik wisatawan domestic maupun wisatawan asing. Kami di damping oleh guide pak aswan namanya, pak aswan yang akan membawa kita kearah kawah ijen dan menikmati Bluefire dan mas David yang di belakang sebagai tim penyapu barang kali ada teman kami yang tidak kuat menanjak.mas David Berkata Alamlah yang menyeleksi siapa yang akan mencapai Bluefire.saya bersemangat mencapai kawah dan pasti bisa.
Pos 2 dan 3 sudah kami lewati,
jalan yang kami lewati mulai menanjak lebih dari 45 derajat, di sini kami
tinggal ber 6, pa Aswan, Ardi, Robby, Saya ( Andy ), Romi dan Ratih, pa aswan
selalu bilang sudah dekat, ini sebagai pemacu semngat kami. Trekpun mulai berat
dan menanjak , nafas dan tenaga mulai kami atur sekali-kali kami berhenti untuk
memulihkan tenaga. Ahirnya sampailah kami di pos 5 tapi sayang teman-teman
masih tertinggal di belakang. Saya,
Robby, Rommy, Ratih dan Ardi yang
mencapai pos ini terlebih dahulu.
Saya, Ardi, dan Robby mencapai
Puncak ijen lebih dahulu. Perburuan Bluefire pun di lanjutkan dengan menapaki
jalanan yag mulai rata, sampailah kami di puncak Ijen dengan ketinggian 2380
mdpl. di sana terdapat larangan masuk kecuali penambang, dengan berbekal
keberanian dan semangat untuk memburu bluefire kami memberanikan diri.
Kami mulai menuruni kawah ijen di
susul oleh 4 wisatawan dari jerman.trek yang terjal dan sempit ini memaksa kami
harus berhati hati, pak aswan selalu memberi semangat kepada kami untuk
mencapai kawah ijen. Lelah letih tak kami hiraukan satu tujuan kami adalah
menikmati bluefire. Dengan berhati-hati dan sorotan senter kami menapaki
jalanan yang terjal ini.
Lebih dekat ke arah kawah, aroma
belerang mulai menyengat, angin berhembus dan menerpa kami yang memaksa kami
menghentikan langkah,sayapun berbalik untuk mengurangi menusuknya aroma
belerang dan pedihnya mata. Setelah asap kawah kearah lain kamipun jalan
kembali. Lebih dekat lagi kami dapat melihat cahaya biru yang bergoyang dari beberapa
titik, hanya sebentar angin membawa debu belerang kearah kami, kami balik kanan
dan membelakangi kawah, masker saya siram dengan air untuk mengurangi sesak
yang saya rasakan, pedih mata hingga saya harus terpejam
Tepat pukul 04.15 kami mencapai bibir
kawah, gelap berdebu dan menyengat yang kami rasakan, beberapa titik biru api
dapat kami nikmati,Tak lama karna angin kembali membawa debu dan asap belerang
kearah kami. Ini berlangsung lama hingga kami merasa sesak, kami memutuskan
untuk bersembunyi di balik bongkahan besar yang dapat menghalangi hembusan asap
dan debu itu. Nafas kami terengah-engah, batuk dan sesak masih saya rasakan.
Antara hidup dan mati di sini. Hal ini juga di rasakan oleh ke empat wisatawan
jerman, mereka juga batuk batuk dan terlihat mengatur nafasnya.
Pa aswan memaksa kami untuk
tetap menikmati bluefire lebih dekat
lagi. Kami pun melangkah saat asap tak
kearah kami, baru beberapa langkah debu dan asap menyerang kami kembali.
Ahirnya kami mundur dan berlindung di balik bongkahan batu.
Bluefire yang indah hanya
beberapa menit kami nikmati, karena
cuaca dan hembusan angin yang sangat kencang kearah kami.tak lama kemudian
suasanapun mulai terang, asap Nampak mengepul dari kawah. Kami bersyukur dapat
menikmati bluefire dari dekat. Walau dengan perjuangan yang luar biasa. Tks pa
aswan yang telah membawa kami kesini.
No comments:
Post a Comment