Monday, March 2, 2015

Memburu bluefire kawah Ijen


23 februari 2015 Tepat pukul 17.00 wib kami meninggalkan probolinggo menuju banyuwangi. Perjalanan ke sana memakan waktu hampir 6 jam, kamipun manfaatkan untuk tidur, karena saya duduk di samping pa juari sang supir saya susah sekali terlelap, hujan deras mengguyur sepanjang perjalanan dan menghantui pikiran saya, apakah di ijen juga hujan seperti ini??
Lama berjalan Elf memasuki  jalanan yang sangat sepi, jalanan yang gelap kanan kiri seperti hutan dan hanya elf ini yang melewati jalanan tersebut, beruntung hujan tak lagi mengguyur.tepat pukul 22.55 wib elfpun memasuki kawasan paltuding.

Di paltuding sudah ada beberapa mobil yang parkir, Sepi sunyi dan gelap suasana di sini. dengan menggunkan senter saya berjalan ke arah toilet, saya menjumpai sepanduk yang tertuliskan penanjakan ke Ijen di tutup sementara, karena adanya gas beracun dari kawah ijen.  Sayapun mulai resah, saya menanyakan ke mas David dari Go Bromo, Ijen di buka nanti pukul 03.00, saya pun sedikit lega.
Mas David menyediakan tempat buat kami istirahat, tepat di depan parkiran tempat tersebut, tempat nya seperti aula. Kitapun di persilahkan tidur terlebih dahulu dan nanti akan di bangunkan jam 01.00. dengan menggunakan Sleeping bag Dan beralaskan karpet kamipun mulai terlelap.


Tepat pukul 02.00 kami di bangunkan, dingin mulai menusuk raga ini. Kami berjalan kearah warung untuk mengisi perut yang kosong.


Setelah makan pukul 02.45 kami kearah pintu penanjakan kawah ijen. Di situ sudah banyak yang berkumpul baik wisatawan domestic maupun wisatawan asing. Kami di damping oleh guide pak aswan namanya, pak aswan yang akan membawa kita kearah kawah ijen dan menikmati Bluefire dan mas David yang di belakang sebagai tim penyapu barang kali ada teman kami yang tidak kuat menanjak.mas David Berkata Alamlah yang menyeleksi siapa yang akan mencapai Bluefire.saya bersemangat mencapai kawah dan pasti bisa.


Tepat Pukul 03.00 pintu pun dibuka, kami sebagai kelompok pertama yang memasuki area ini, di susul dengan kelompok lain. dengan menggunakan senter kami mulai menyusuri jalanan tanah yang cukup lebar. Jalanan yang awalnya rata mulai menanjak, kami masih bersemangat, canda gurau menjadi bumbu dalam perjalanan. Ada beberapa pos yang harus kami lewati, di pos satu kami masih lengkap 12 orang.


Pos 2 dan 3 sudah kami lewati, jalan yang kami lewati mulai menanjak lebih dari 45 derajat, di sini kami tinggal ber 6, pa Aswan, Ardi, Robby, Saya ( Andy ), Romi dan Ratih, pa aswan selalu bilang sudah dekat, ini sebagai pemacu semngat kami. Trekpun mulai berat dan menanjak , nafas dan tenaga mulai kami atur sekali-kali kami berhenti untuk memulihkan tenaga. Ahirnya sampailah kami di pos 5 tapi sayang teman-teman masih tertinggal di belakang.  Saya, Robby, Rommy, Ratih  dan Ardi yang mencapai pos ini terlebih dahulu.


Saya, Ardi, dan Robby mencapai Puncak ijen lebih dahulu. Perburuan Bluefire pun di lanjutkan dengan menapaki jalanan yag mulai rata, sampailah kami di puncak Ijen dengan ketinggian 2380 mdpl. di sana terdapat larangan masuk kecuali penambang, dengan berbekal keberanian dan semangat untuk memburu bluefire kami memberanikan diri.
Kami mulai menuruni kawah ijen di susul oleh 4 wisatawan dari jerman.trek yang terjal dan sempit ini memaksa kami harus berhati hati, pak aswan selalu memberi semangat kepada kami untuk mencapai kawah ijen. Lelah letih tak kami hiraukan satu tujuan kami adalah menikmati bluefire. Dengan berhati-hati dan sorotan senter kami menapaki jalanan yang terjal ini.

 

Lebih dekat ke arah kawah, aroma belerang mulai menyengat, angin berhembus dan menerpa kami yang memaksa kami menghentikan langkah,sayapun berbalik untuk mengurangi menusuknya aroma belerang dan pedihnya mata. Setelah asap kawah kearah lain kamipun jalan kembali. Lebih dekat lagi kami dapat melihat cahaya biru yang bergoyang dari beberapa titik, hanya sebentar angin membawa debu belerang kearah kami, kami balik kanan dan membelakangi kawah, masker saya siram dengan air untuk mengurangi sesak yang saya rasakan, pedih mata hingga saya harus terpejam


Tepat pukul 04.15 kami mencapai bibir kawah, gelap berdebu dan menyengat yang kami rasakan, beberapa titik biru api dapat kami nikmati,Tak lama karna angin kembali membawa debu dan asap belerang kearah kami. Ini berlangsung lama hingga kami merasa sesak, kami memutuskan untuk bersembunyi di balik bongkahan besar yang dapat menghalangi hembusan asap dan debu itu. Nafas kami terengah-engah, batuk dan sesak masih saya rasakan. Antara hidup dan mati di sini. Hal ini juga di rasakan oleh ke empat wisatawan jerman, mereka juga batuk batuk dan terlihat mengatur nafasnya.
Pa aswan memaksa kami untuk tetap  menikmati bluefire lebih dekat lagi. Kami pun  melangkah saat asap tak kearah kami, baru beberapa langkah debu dan asap menyerang kami kembali. Ahirnya kami mundur dan berlindung di balik bongkahan batu.

 

Bluefire yang indah hanya beberapa menit  kami nikmati, karena cuaca dan hembusan angin yang sangat kencang kearah kami.tak lama kemudian suasanapun mulai terang, asap Nampak mengepul dari kawah. Kami bersyukur dapat menikmati bluefire dari dekat. Walau dengan perjuangan yang luar biasa. Tks pa aswan yang telah membawa kami kesini. 

No comments:

Post a Comment