Aku tak pernah lelah bila
mengarungi keindahan alam Indonesia tercinta, setelah menikmati keindahan Curug Totos di
Bumi Jawa (http://jalantraveller.blogspot.co.id/2015/12/curug-totos-bumijawa.html), kini ku langkahkan kakiku ke menuju Curug Penganten (pengantin).
Curug ini terletak di desa Tuwel kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Untuk
mencapai curug ini patokanya adalah SMA Negeri I Bojong, akses menuju ke curug pengantin tepat di bawah Sekolah tersebut.
Tepat Pukul 08.30 sampai ahirnya
kami di jalan yang mengarahkan ke Curug Penganten, Curug ini satu lokasi dengan
Curug Luhur, jadi satu tempat kami akan
mendapatkan dua curug. Saat di parkiran tak ada seorangpun yang datang, kecuali
kami. Kami di sambut oleh ibu-ibu yang punya warung di sebelah kanan tempat
parkir, tak ada retribusi untuk masuk ke wisata ini. Katanya sih Cuma bayar
parkir Rp 3000 saja,Murah kan..... tetapi di pagi ini petugas belum kelihatan batang hidungnya, kami
hanya menjumpai sang ibu yang menawarkan air mineral sebagai bekal untuk trekking
ke curug ujarnya.
Setelah mengantongi air mineral
kamipun segera melangkahi jalanan onblok ini, kami berjalan sekitar 100 meter,
ada spanduk yang tertuliskan peraturan pengunjung. Ada beberapa hal yang harus
di patuhi oleh wisata saat mengunjungi Curug ini, larangan tersebut di
antaranya adalah…
1.
Star menuju lokasi air terjun tidak melebihi pukul 16.00 Wib.
2.
Di larang berbuat mesum
3.
Dilarang mandi di sekitar air terjun
4.
Dilarang membuang sampah
Larangan tersebut hendaknya di
patuhi oleh setiap pengunjung, hal tersebut untuk menghindari hal-hal yang
tidak di inginkan.
Perjalanan Ke arah Curug Penganten sangatlah mengasikan. kami menyusuri jalanan setapak dengan suguhan panorama yang sangat mempesona, hijaunya perbukitan yang menawan dengan hamparan sawah yang menghijau dengan di selingi beberapa nyiur yang melambai dan undakan terasering yang memukau membuat rasa lelah terobati. langkah kamipun semakin mantap, walau trek menuju Curug Pengantin masihlah jauh.
Kami terus menyusuri jalanan setapak ini, tepat di pertigaan terdapat petunujuk yang mengarahkan kami ke arah curug Luhur dan Curug Pengantin, tetapi sangat di sayangkan, plang ke arah curug pengantin sengaja di tutup warga. berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari warga setempat arah ke Curug pengantin sengaja di tutup karena arus menuju curug sangatlah deras, kami harus menyebrangi sungai untuk mendekati curug pengantin. rasa penasaran kami semakin menjadi dan kami tekadkan untuk tetap mencapai curug pengantin.
Dengan menyusuri pematang sawah kamipun melanjutkan perjalanan, sampai ahirnya kami menemukan sungai. Bonus perjalanan kali ini sangatlah luar biasa, kami di suguhi beberapa air terjun pembuka sangat di sayangkan jika aitr trejun ini terlewatkan dari tatapan mata kami. kamipun berhenti beberapa menit untuk menikmati pesona yang di suguhkan ini.
Dari kejauhan Curug pengantin sudah terlihat, kami segera menyusuri sungai dan menyebranginya. beruntung bagi kami sungai ini tidaklah terlalu deras arusnya, hanya berkedalaman kurang dari selutut. tempat ini sangatlah sepi tak ada pengunjung satupun yang kami temui, kami petus menyusuri sungai, melompat dari batu ke batu, kami harus pandai memilih jalan agar tak terpeleset atau terperosok ke dalam lumpur. dengan perjuangan yang luar biasa kami ahirnya sampai di hadapan Curug yang mempesona ini.
Dua Buah Curug yang menawan, pantaslah jika Curug ini di sebut curug pengantin, karena letaknya berjejer berdampingan layaknya seorang pengantin yang sedang bersanding, tak akan terpisahkan. aliran curug yang melewati sebuah tebing besar dan berahir di satu muara. derasnya tumpahan air membuat pembatas dan tulisan di larang mandi tertempel di dinding curug.
cantik memang curug pengantin ini, jangan sekali-kali melanggar larangan yang tertera di sini, beberapa kejadin-kejaidn yang terjadi di curug ini janganlah sampai terulang lagi apalagi sampai memakan korban. kita cukup menikmati keindahna curug pengantin dan janganlah berharap dapat merasakan deburan curug pengantin dari dekat. yang penting keselamtan adalag utama.
Cukup lama saya berada di curug ini, lelah terasa menghilang, yang ada hanyalah rasa sukur yang teramat dalam sudah dapat menikmati keindahan sang pencipta. kita sebagai penikmat keindahan haruslah tetap menjaga dan ikut melestarikan keindahan yang sudah di ciptakan. jangan sampai meruskanya. sikap santun saat mengunjungi sesuatu yang indah harus tetap di jaga. buang sampah sembarangan dan corat coret kini tak lagi musim, jagalah jangan sampai kita dianggap pengrusak di negri sendiri.
wahhh keren mas, ternyata kalau curug penganten dimana mana ada dua ya bersebelahan hehehe
ReplyDeletewah iya tuh bener.. kenapa yaa.. kalo sendirian mngkin di sebutnya curug jomlo kali yahh
DeleteHati2 kalau berpetualang, jangan malu bawa kuncen kalau ke tempat2 pendakian, dsb.
ReplyDeletesiap pak.. kapan kita berpetualang bareng nih...
DeleteHati2 kalau berpetualang, jangan malu bawa kuncen kalau ke tempat2 pendakian, dsb.
ReplyDelete